APA ITU NGAYAH
Tanpa karma, kemajuan sangat sulit jadinya. Para jnani juga harus melakukan karma, tetapi laksana seekor angsa yang keluar dari dalam air mereka dapat mendesiskan bulu-bulu sayapnya dan menjadi kering seperti ketika mereka masuk ke air. Karma tidak mempengaruhi sama sekali. Mereka melakukannya tanpa ego, tanpa keinginan. Itulah sifat mereka yang mengharap kebaikan dunia dan menggunakan dalam bekerja dalam memajukan kesejahteraan dunia. (Bhagavan Shri Sathya Narayana).
APA ITU NGAYAH
¡§Ngayah¡¨ bukanlah kata aneh bagi umat Hindu umumnya, atau masyarakat (Hindu) Bali khususnya. Dalam berbagai kegiatan keagamaan (Hindu) ngayah itu bagai ¡§Oksigen¡¨ yaitu suatu kebutuhan hakiki yang menafasi darah religiusitas kita. Tapi pada saat yang sama ngayah sekaligus bagai ¡§air dan api kosmis¡¨ yang mencuci jernih keruh-keruh karma kita atau membakarbebaskan benih-benih kemalasan (tamasa) yang mencengkram Dharma kita. Sejauh mana manusia Hindu memahami, menghayati dan merefleksikan ngayah dalam kehidupan keagamaannya? Secara intra-personal (dalam hubungan manusia dengan Tuhannya) adalah terpulang kepada manusia Hindu bukanlah manusia yang terasing secara inter-personal (hubungan horizontal antara yang satu dengan yang lainnya) atau sosio-kultural. Berkaitan dengan kedua sudut pandang (point of view) itulah maka soal filosofi ngayah sangat relevan kita angkat sebagai ¡§Pratipadhya¡¨ (topik) untuk diperbincangkan dalam tulisan ini, terutama dalam konteknya dengan kehidupan sosioreligius-kultural Hinduisme. Mengapa dan untuk apa kita ngayah? Apa sih sesungguhnya arti dan makna dari ngayah itu dalam hidup keagamaan kita? Dan seratus pertanyaan bisa bermunculan dari topik tersebut. Tapi dalam ¡§bekal¡¨ pemahaman yang sangat kurang, maka pengupasan yang dilakukan masih terbatas seputar dua masalah dasar di atas.
Label: FILOSOFI NGAYAH
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda