WAHANA KREASI PEMUDA HINDU SUMATERA SELATAN

Sabtu, 27 September 2008

ARTI NGAYAH



Secara harfiah ngayah berarti: melakukan pekerjaan tanpa mendapat upah (kamus Bali-Indonesia,1990) Istilah ini dari segi etimologis diadopsi dari konteks politik dan kultur feudal dari zaman raja-raja Bali, yakni dari akar kata ¡§Ayah¡¨ yang terpancar dari budaya PURUSAISME atau Patrilineal/Patrirhat, terutama berkaitan dengan sistem pewarisannya. Maka kemudian menjadi ¡§ayahan¡¨ yang secara sangat spesifik ialah mengacu pada :Tanah ayahan desa (sebagai bagian integral tanah adat) dan konskuensinya.

Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi/dijalani oleh orang bersangkutan (yang mendiami tanah ayahan). Sebagai salah satu wujud tanggung jawab. Dalam kaitannya dengan kewajiban-kewajibannya ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

ľ Kewajiban religius-teritorial, terutama Pura Kahyangan Tiga (pengayah pura)
ľ Kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan sosiokultural banjar adat (pengayah banjar adat)
ľ Kewajiban berupa dedikasi, loyalitas berkaitan dengan raja-raja yang memerintah pada masa itu (pengayah puri). Karena sebagian tanah-tanah ayahan itu adalah pemberian dari raja yang diperoleh (sebagai rampasan perang) atas penaklukan kerajaan/ daerah lain.

Latar belakang sosiologis dan historis tersebut telah menunjukan bahwa semula budaya ngayah itu berakar dari kata ayah , ayahan , pengayah , ngayahang ( yang saling kait mengkait dalam satu kesatuan konskuensi logis ¡V eksistensialistis). Eksitensi tanah ayahan desa telah membawa konsekuensi logis bagai pengayah untuk melakukan kewajiban sosio-religiuskultural, yakni ngayahang. Konsekuensi eksistensislistis ini juga berimplikasi terhadap kenyataan lingual budaya ngayah itu sendiri. Sehingga kita mengenal prinsip perbedaan makna yang diturunkan dari realitas tersebuat, yaitu: Ngayah ke Pura, ngayah ke banjar dan ngayah ke puri atau Ngayah ke gerya. Dalam pada itu masyarakat Bali secara principal (sosiosemantik) membedakan ngayah dengan ngoopin (ngaopin), meskipun ngoopin juga memiliki makna melakukan kerja tanpa upah tapi secara hakiki tidak sama. Sehingga tidak ada orang Hindu (Bali) yang berkata banjar/puri/gerya. Tradisi ngayah diletakkan dalam format hubungan ¡§vertical ke Tuhan¡¨. Atau ¡§vertical-organisatoris adat¡¨ serta ¡§vertical-struktur sosial/kasta¡¨. Sedang tradisi ngoopin jelas diletakkan dalam format hubungan horizontal (lebih proletar).

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda