WAHANA KREASI PEMUDA HINDU SUMATERA SELATAN

Senin, 08 Desember 2008

Pendidikan Holistik Untuk Anak





Seorang ibu mengeluh, anaknya lebih senang bermain sepakbola daripada belajar. Sang ibu ingin, anaknya belajar lebih rajin lagi. Keinginan yang sangat mulia dari seorang ibu. Tapi benarkah kesukaan anak bermain sepakbola adalah sebuah sikap yang buruk? Tidak selalu. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kesenangannya itu. Anak bisa belajar teknik bermain sepakbola yang baik. Bermain sepakbola adalah permainan tim, karena itu ia bisa belajar bagaimana bekerja sama. Berkompetisi dengan tim sepakbola lain, membuat anak belajar dari kemenangan dan kekalahan. Hanya itu? Ternyata masih banyak lagi yang bisa dipelajari. Anak-anak bisa belajar geografi. Bagaimana bisa? Ya, ketertarikannya pada sepakbola akan membuatnya mengenal banyak negara. Anak yang kreatif barangkali akan berusaha mencari tahu, posisi negara yang menjadi jagoan sepakbola dunia dalam peta. Jika penelusuran di peta ini diteruskan, ia juga akan belajar kekhasan tiap negara. Boleh jadi ia akan tertarik mempelajari bahasa salah satu negara. Bukan cuma itu, ia juga akan belajar seni. Minatnya mungkin akan berkembang melihat desain kostum yang dikenakan anggota tim saat bertanding. Tim dari Afrika yang penuh warna, atau warna klasik tim Eropa. Proses itu adalah sebuah penerapan pendidikan holistik dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, pendidikan dengan metode ini bisa dijalankan dengan cara serupa. Dalam mengajarkan tentang daun misalnya. Pelajaran IPA, siswa diajarkan tentang fungsi dan manfaat daun dalam pertumbuhan tanaman. Untuk pelajaran matematika, anak-anak dapat menghitung panjang rata-rata beberapa daun. Pada pelajaran kerajinan tangan, daun dibuat polanya di kertas, kemudian diwarnai dan digunting sesuai pola. Alih-alih belajar suatu materi secara terpisah, siswa belajar suatu hal secara menyeluruh. Sedapat mungkin disesuaikan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini dipercaya membuat pemahaman menjadi lebih mendalam. Tak hanya belajar rumus, atau menghapal suatu materi, anak-anak menjadi tahu apa manfaat yang mereka pelajari dalam kehidupan. Jika disajikan dengan menarik dan kreatif, cara ini menjadi sangat menyenangkan. Bahkan mungkin bisa dipelajari sambil bermain. Bermain sambil belajar, atau belajar sambil bermain.
Sumber: google

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda