WAHANA KREASI PEMUDA HINDU SUMATERA SELATAN

Minggu, 09 November 2008

KAMPUNG ARAB






KANPUNG ARAB
SEBUAH DAERAH YANG AKAN DI GUSUR UNTUK MEMBANGUN JEMBATAN MUSI III

Perkampungan arab ini berada di kelurahan tiga belas ulu, kecamatan seberang ulu dua palembang. secara geografis, perkampungan arab ini terletak di tepi sebelah selatan sungai musi, sebelah timur sungai ketemenggungan, serta di sebelah barat sungai kang-kang. suku-suku yang mendiami kampung ini sebagian besar adalah suku al-munawar, yang juga merupakan nama lorong masuk utama perkampungan ini. selain suku al-munawar, terdapat juga beberapa suku lainnya, seperti suku al-habsyi, al-hadad, dan al-kaf.

Rumah-rumah yang berada di lorong al-munawar merupakan bangunan rumah dengan gaya arsitektur yang khas pada zamannya, yaitu rumah limas, rumah panggung, indies, dan gabungan antara rumah panggung dan indies.

Bentuk rumah yang ada di perkampungan ini hampir semuanya berbentuk rumah panggung. sebagai bahan konstruksi, sebagian rumah menggunakan bahan kayu unglen, dan sebagian lagi menggunakan batu.

Hubungan nusantara dengan timur tengah melibatkan sejarah yang panjang, karena telah terjadi sejak sebelum agama islam masuk ke wilayah ini. beberapa negara yang melakukan hubungan perdagangan di nusantara yaitu arab, persia, india, dan cina. kapal-kapal arab yang melakukan perdagangan ke cina, ternyata juga menyinggahi pelabuhan-pelabuhan yang ada di nusantara, termasuk palembang. letak posisi geografis palembang diantara jalur pelayaran arab, persia, india menuju cina, dan sebaliknya. hal ini menjadikan palembang sebagai daerah yang amat strategis. selain itu juga, banyaknya komoditi dagang yang ada di bandar-bandar sungai musi dan anak-anak sungainya, turut mendukung kelancaran arus barang, dari daerah pedalaman, ke daerah pesisir.

Berita mengenai kehadiran muslim timur tengah, yang kebanyakan arab dan persia di nusantara pada masa itu, pertama kali disampaikan oleh pengembara tekenal china, yang bernama i-tsing. berita mengenai kehadiran muslim ini didapatnya ketika ia menumpang kapal arab dan persia dari kanton, pada tahun lima puluh satu hijriyah, atau tepatnya enam ratus tujuh puluh satu masehi. dalam pelayarannya, i-tsing berlabuh di pelabuhan muara sungai bhoga, atau sribhoga, yang sekarang bernama sungai musi, yang menurut indentifikasi para pakar sejarah dan arkeologi, merupakan kota palembang, yang pada saat itu menjadi pusat ibukota kerajaan sriwijaya.

Orang arab pada masa kesultanan palembang memiliki peranan yang cukup penting. pada saat itu, mereka berperan sebagai pedagang perantara, sebagaimana halnya orang china yang mengurus barang-barang yang keluar – masuk, untuk kepentingan ekonomi kerajaan. bahkan orang arab, menurut sevenhoven, menguasai perdagangan kain linen, dan kepemilikan kapal angkutan.

Yang menarik dari rumah-rumah kuno tersebut adalah adanya berbagai istilah rumah, sebagai identitas dan pembeda antara satu rumah dengan rumah lainnya, diantara adalah rumah darat, rumah batu, rumah tinggi, rumah kembar darat, rumah kembar laut, dan rumah tengah.

Penamaan rumah-rumah tersebut didasarkan pada keletakkannya terhadap sungai musi, dan bahan yang digunakan untuk pembangunannya.

Contohnya rumah ini, rumah ini disebut rumah darat. dinamakan rumah darat, karena terletak jauh dari tepian sungai musi, dan terletak tepat di depan rumah tinggi.

Rumah darat merupakan bangunan rumah limas, dimana didalamnya terdapat perbedaan tinggi lantai, atau biasa disebut kekijing.

Bentuk arsitektur rumah ini adalah limas, dan mempunyai garang pada awal pendiriannya. namun seiring dengan perkembangan jumlah penghuni, maka garang tersebut kemudian dihilangkan, dan bagian ini dipisah, sehingga membentuk rumah lain yang mandiri. pemisahan ini terjadi sekitar awal abad ke dua puluh.

Di bagian tengah ruangan, terdapat ruang penghawaan, yang berguna bagi penghawaan. ruang ini juga digunakan untuk bersantai, dan melakukan aktifitas lainnya.

Rumah tinggi merupakan rumah yang didirikan pada tahun seribu delapan ratus tujuh puluh lima masehi, oleh al habib abdurrahman. rumah ini berarsitektur rumah limas, dan berbentuk rumah panggung, namun, ketinggian tiangnya lebih tinggi dari rumah- rumah limas lainnya yang ada di sekitarnya pada saat itu. oleh karena itu, rumah ini secara turun temurun disebut dengan rumah tinggi.

Konstruksi bangunannya menggunakan konstruksi kayu, yaitu bangunan yang konstruksi utamanya adalah rangka yang menyangga bagian atap yang bahannya dari kayu.

Yang membedakan rumah darat dengan rumah tinggi adalah bentuk dan keletakan tangga naiknya. rumah darat tangganya terletak di kanan dan kiri rumah, dan seluruhnya terbuat dari kayu, jadi merupakan bentuk asli rumah limas palembang. sementara tangga naik rumah darat diletakkan di bagian tengah dan terbuat dari batu.

Sebagian rumah tua di kampung ini, bahkan telah menggunakan batu marmer sebagai lantai. bahkan, marmer ini tidak hanya dipasang di lantai rumah berukuran sekitar dua puluh kali tiga puluh meter ini saja. marmer – marmer ini, konon didatangkan khusus dari italia, berbentuk bujur sangkar lima puluh kali lima puluh centimeter, dan dipasang hingga ke teras.

Rumah batu mendapat julukan seperti ini, karena bangunannya menggunakan kontruksi batu. rumah ini kemungkinan merupakan rumah pertama di palembang yang didirikan dengan menggunakan pondasi batu, dan tidak berbentuk panggung. lebih dari itu, rumah ini mencirikan arsitektur indies yang kental. penggunaan lantai marmer, ubin-ubin bermotif flora, ukuran jendela dan pintu yang besar, dan berbentuk masif, merupakan ciri utamanya. begitupun dengan bentuk atap rumahnya. kontruksi bangunannya merupakan kontruksi susunan batu, ialah bangunan yang mempunyai kontruksi utama dinding penahan beban yang menahan bagian atap atau kepalanya, yang disusun diatas suatu pondasi dengan bahan yang sama, yakni batu alam.

Diantara rumah kembar darat dan rumah tinggi, terdapat rumah tengah. rumah tengah sebenarnya merupakan rumah tingkat arab, karena rumah ini disusun bertingkat dan bentuk arsitektur rumah ini merupakan perpaduan antara rumah limas dan indies, dan dibangn dengan menggunakan kontruksi campuran antara kayu dan batu.

Rumah kembar darat terdiri dari dua buah rumah yang berdiri saling berhadapan, dan dipisahkan oleh sebuah halaman di bagian depannya. gaya arsitekturnya adalah indies.

Rumah kembar laut merupakan rumah dua rumah yang dibangun berdampingan, dan terletak di pinggir sungai musi. karena kebanyakan orang dahulu sering menyebut sungai sebagai laut, maka rumah ini disebut rumah kembar laut.

Berdasarkan kronologi pendiriannya, tipe bangunan yang tertua adalah tipe limas, sedangkan tipe-tipe bangunan yang lain memiliki kronologi pendirian yang relatif sama.

Dilihat dari penerapan ragam hias pada bangunan tipe limas, diketahui bangunan tipe ini juga tetap didirikan pada masa- masa selanjutnya, dengan kata lain, meskipun pada masa-masa selanjutnya tengah berkembang tipe bangunan baru, tetapi tipe bangunan limas masih tetap dipertahankan. tipe bangunan limas yang didirikan pada masa yang lebih muda dapat dilihat pada penerapan ragam hiasnya, yaitu yang mendapat pengaruh ragam hias eropa. berdasarkan teknologi pembuatan juga dapat dilihat bahwa ragam hias pada bangunan tipe limas yang lebih tua berupa ukiran terawangan, sedangkan pada bangunan tipe limas yang lebih muda bukan berupa ukiran terawang, dan diukirkan pada satu papan kayu utuh.

Pada prinsipnya bangunan rumah kuno diwilayah seberang ulu, kotamadya palembang berkontruksi rumah panggung. kontruksi itu merupakan hasil penyesuaian dengan lingkungan wilayah tersebut, yang sebagian besar tergenang oleh air. begitupula dengan bangunan tempat ibadah, yang dibangun dengan pondasi di tanah. dibandingkan dengan tanah di sekitarnya, tanah tempat dibangunnya tempat ibadah lebih tinggi, baik karena alamai maupun karena ditimbun. pemilihan dan pengolahan lokasi yang demikian dimaksudkan untuk menghindarkan bangunan tempat ibadah tersebut dari genangan air.

Sejak abad ke tujuh masehi, kota palembang sudah menjadi daerah metropolis, terbukti dengan masuknya berbagai pedagang asing, seperti arab, persia, india, dan cina. hal ini membuktikan bahwa sejak awal pun palembang telah menjadi daerah terbuka, terhadap pengaruh asing, dan menjadi tempat berkumpul para pedagang asing.

Mempertahankan warisan budaya pada dasarnya juga merupakan bagian dari pembangunan, karena itu, diperlukan kesamaan konsep dalam pengelolaan warisan budaya tersebut. stereotipe bahwa bangunan kuno merupakan warisan bangsa penjajah sudah seharusnya dihapus, karena bangunan kuno tersebut merupakan saksi sejarah yang harus dilindungi, yang merupakan bagian dari perjalan budaya bangsa. sehingga meskipun berada di daerah yang strategis, bangunan tersebut tidak akan dikorbankan dengan alasan pembangunan.

Berdasarkan nilai penting sejarah dan ilmu pengetahuan, maka dapat dikatakan bahwa situs-situs pemukiman kelompok etnis arab merupakan situs yang sangat penting dalam sejarah perkembangan kota palembang. melihat masih aslinya adat dan kebiasaan, serta keberadaan peninggalan arkeologi yang memiliki ciri tersendiri, situs-situs tersebut dapat dimanfaatkan sebagai objek-objek penelitian, maupun objek wisata budaya.

RUMAH ASSEGAFF KAMPUNG ARAB
Memasuki gerbang dan melewati jalan setapak seluas lima meter ini, mengantarkan kita pada sebuah kompleks kecil, Kompleks perumahan keluarga Assegaf. Yah, episode Warisan kali ini, kita akan melihat beberapa bangunan tua yang ada di Kompleks perumahan keluarga Assegaff, di wilayah Kelurahan enam belas ulu, kecamatan Seberang ulu dua , Palembang.
Kompleks Perumahan Keluarga Assegaff merupakan salah satu perkampungan Arab yang tumbuh dan berkembang di kawasan Seberang ulu, pada akhir abad ke sembilan belas, menjelang awal abad ke dua puluh. Pendirinya adalah Habib Alwi Al-Habsyi.
Suasana tenang dapat kita rasakan saat memasuki perkampungan kecil ini.
Berlatar belakang Sungai Musi dengan kapal – Kapal besar yang melintas, sebuah bingkai kehidupan yang membawa kenyamanan.
Sebelum melanjutkan melihat-lihat Pabrik Es Assegaff, saya tertarik melihat sebuah mesin penghitung kuno, dari masa pemerintahan Belanda . Cara penggunaan mesin ini cukup unik, hingga kini masih digunakan oleh karyawan Pabrik es assegaff, untuk menghitung pembiayaan.
Bangunan berasitektur Belanda ini didirikan seiring perkembangan perkampungan Assegaff, pada tahun seribu sembilan ratus dua puluh sembilan. Pabrik yang kedua didirikan bersebelahan, pada tahun seribu sembilan ratus tiga puluh dua. Pabrik es yang hingga kini balok es-nya dimanfaatkan oleh para pedagang ikan yang membeli ikan di kawasan Sungsang, Bangka, dan Belitung ini semakin berkembang dengan penambahan pabrik baru pada tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh empat.
Nah, sekarang kita melihat sebuah rumah panggung yang merupakan rumah paling tua di kompleks ini, biasa di kenal dengan rumah besar. Yah…, rumah ini memang sangat besar, biasa menjadi tempat diselenggarakannya acara-acara penting.
Musholah Assegaff terletak berseberangan dengan rumah besar. Diyakini, musholah Assegaff didirikan hampir bersamaan dengan perkembangan awal perkampungan. Bentuknya sekarang telah mengalami banyak perubahan. Hal ini dikarenakan musibah yang terjadi sekitar tahun seribu sembilan ratus enam pukuh sembilan.
Kala itu, sebuah kapal laut Rusia menabrak masjid yang sebagian badannya berada di Sungai Musi. Beberapa tahun setelah peristiwa itu, musholah Assegaf direhabilitasi dengan bentuk dan bahan yang lebih permanent.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda